Pada awalnya peristiwa pemboman kota Hirosima dan Nagasaki disembunyikan agar tidak ada yang tahu, tetapi pada akhirnya peristiwa tersebut terdengar sampai ke telinga para pemuda lewat siaran radio BBC di Bandung sehingga membuat mereka segera bergerak dan meminta Proklamasi Kemerdekaan Indonesia segera dikumandangkan.
Para pemuda tersebut di bawah pimpinan Chaerul Saleh melakukan rapat dan rapat tersebut menghasilkan beberapa keputusan, yaitu kemerdekaan adalah hak rakyat Indonesia, Pemutusan hubungan dengan Jepang, dan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta diharapkan untuk segera membacakan Proklamasi Kemerdekaan.
Setelah mendapatkan keputusan dari rapat yang diadakan, kemudian para pemuda tersebut mengirim utusan (Wikana dan Darwis) agar segera bertemu dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta untuk menyampaikan hasil rapat tersebut dan meminta Proklamasi Kemerdekaan segera dilaksanakan pada 16 Agustus 1945.
Dengan alasan Jepang masih bersenjata lengkap dan memiliki tugas menjaga status quo maka gagasan para pemuda tersebut ditolak oleh golongan tua sehingga terjadi perbedaan pendapat.
Wikana dan Darwis menyampaikan hasil laporan dari pembicaraan dengan Soekarno dan Mohammad Hatta kepada para pemuda yang sudah berkumpul di Asrama Menteng 31. Para pemuda yang berkumpul terdiri dari Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, Surachmat, Johan Nur, Singgih, Mandani, Sutrisno, Sampun, Subadio, Kusnandar, Abdurrahman, dan Dr. Muwardi.
Para pemuda tersebut merasa kecewa setelah mendengar hasil laporan tersebut sehingga membuat suasana rapat menjadi panas. Kemudian para pemuda tersebut membuat gagasan untuk mengamankan Soekarno dan Hatta untuk dengan cara keluar kota yang jauh. Untuk hal ini, para pemuda tersebut menyerahkan tugas ini kepada Syudanco Singgih dan kawan-kawan dari PETA Jakarta.
Sukarni
dan Yusuf Kunto mendampingi Syudanco Singgih dalam menjalankan tugasnya.
Menurut Singgih, Rengasdengklok merupakan tempat yang tepat dan aman untuk
Soekarno dan Hatta. Pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke
Rengasdengklok. Saat di Rengasdengklok, para pemuda berusaha dengan keras
supaya Soekarno dan Mohammad Hatta segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan.
Awalnya,
Soekarno dan Mohammad Hatta tidak ingin melakukan Proklamasi Kemerdekaan.
Namun, setelah melakukan perundingan dengan kelompok pemuda dan Ahmad Subardjo.
Akhirnya,
Soekarno dan Mohammad Hatta akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Setelah selesai memproklamasikan
kemerdekaan, sore harinya Soekarno dan Mohammad Hatta kembali ke Jakarta
bersama Ahmad Subardjo dan Sudiro.
Sumber: https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-proklamasi-kemerdekaan-indonesia/
Komentar
Posting Komentar