Meski telah merdeka, ternyata pada awalnya, NKRI masih perlu mempertahankannya dari negara-negara yang belum mengakui kemerdekaan kita saat itu. Banyak tokoh yang berjuang mempertahankan kemerdekaan NKRI. Kira-kira siapa saja, ya, tokoh-tokoh tersebut? Yuk, kita kenalan dengan mereka.
Sultan
Hamengkubowono IX
Sultan
Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April 1912 dengan nama
asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Ia adalah putra dari Sri Sultan
Hamengkubuwono VIII dan permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati Anom
Hamengkunegara.
Peran
Sultan Hamengkubuwono IX yaitu, beliau menyatakan Kesultanan Yogyakarta sebagai
bagian RI dalam amanat 5 September 1945. Sebelumnya, Belanda menawarkannnya
menjadi Raja Jawa jika tidak bergabung dengan RI. Melalui serangan umum 1 Maret
1949 yang dirancangnya, beliau berhasil membuktikan bahwa RI masih ada dan
harus dilanjutkan ke meja perundingan.
Pada
tanggal 2 Oktober 1988, Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di George
Washington University Medical Centre, Amerika Serikat. Atas jasa dan berbagai
perannya bagi bangsa dan negara Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi gelar
Pahlawan Nasional.
Frans
Kaisiepo
Pahlawan
berikutnya berasal dari Irian. Namanya diabadikan menjadi nama Bandar Udara
Frans Kaisiepo di Biak, di salah satu kapal yaitu KRI Frans Kaisiepo, dan
wajahnya pun tertera dalam mata uang Rp10.000,00.
Frans
Kaisiepo lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921. Pada usia 24 tahun, ia
mengikuti kursus Pamong Praja di Jayapura yang salah satu pengajarnya adalah
Soegoro Atmoprasodjo, yang merupakan mantan guru Taman Siswa. Sejak bertemu
dengan beliau, jiwa kebangsaan Frans Kaisiepo semakin tumbuh dan kian bersemangat
untuk mempersatukan wilayah Irian ke dalam NKRI.
Peran Frans
Kaisiepo:
- Mendirikan Partai Indonesia Merdeka di Biak, Papua pada 10 Mei 1946.
- Menjadi anggota delegasi pada Koferensi Malino pada Juli 1946 di Sulawesi Selatan. Beliau mengganti namanya di papan delegasinya dari Nederlands Nieuw Guinea menjadi Irian yang berarti menyatakan ikut RI Anti Nederlands.
- Menjadi anggota delegasi yang menantang pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT).
- Memimpin pemberontakan rakyat Biak pada Maret 1948 untuk melawan pemerintah Hindia Belanda.
- Menolak menjadi Ketua Delegasi mewakili Nederlands Nieuw Guinea ke Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
- Mendirikan Partai Politik Irian yang menuntut penyatuan Nederlands Nieuw Guinea (Papua) ke dalam RI.
- Menyatukan suara rakyat Papua dalam Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) agar menyatukan Papua ke dalam RI.
Frans
Kaisiepo wafat tanggal 10 April 1979. Atas jasa dan perjuangannya selama
mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi gelar
Pahlawan Nasional.
K. H.
Hasyim Asy’ari
Ternyata,
tokoh yang mempertahankan kemerdekaan tidak hanya datang dari kalangan sipil
dan tentara saja, lho. Tapi ada juga tokoh ulama yang berjuang mempertahankan
kemerdekaan RI yaitu K.H. Hasyim Asy’ari. Beliau merupakan salah satu ulama
yang mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng.
K.H. Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, Jawa Timur tanggal 14 Februari 1871. Pondok Pesantren Tebuireng didirikan pada tahun 1899 serta memelopori pendirian organisasi massa Islam Nahdhatul Ulama (NU) tanggal 31 Januari 1926. K.H. Hasyim Asy’ari memiliki peran dalam upaya memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia antara lain:
- Mengumandangkan Resolusi Jihad di pertemuan wakil-wakil cabang NU (Jawa dan Madura) di Surabaya pada 22 Oktober 1945
- Resolusi Jihad tersebut menegaskan
bahwa hukum membela Tanah Air adalah wajib bagi setiap umat muslim di Indonesia
- Dalam Resolusi Jihad, juga
ditegaskan bahwa muslimin yang berada dalam radius 94 km dari pusat pertempuran
wajib ikut berperang melawan Belanda
K.H. Hasyim
Asy’ari wafat tanggal 25 Juli 1947. Wafatnya beliau terjadi ketika utusan Bung
Tomo serta pemimpin Hizbullah Surabaya Kyai Gufron bertamu ke pesantren
Tebuireng. Kedatangan dua tamu tersebut berupaya memberitahu K.H. Hasyim Asy’ari
bahwa pasukan Belanda melakukan Agresi Militer I dan menduduki kota Malang yang
sebelumnya dikuasai pasukan Hizbullah.
Berita itu
mengejutkan K.H. Hasyim Asy’ari dan membuat beliau jatuh pingsan di atas
kursinya. Dokter segera didatangkan namun sayangnya ia sudah wafat akibat
pendarahan otak. Pemerintah RI lantas menghargai jasa-jasanya dan pengabdiannya
dengan mengeluarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 294 Tahun 1964 tanggal 17
November 1964, yang menyatakan bahwa Pemerintah RI menganugerahi K.H. Hasyim
Asy’ari gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Jenderal
TNI Gatot Soebroto
Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soebroto lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober 1907. Jenderal Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang aktif di tiga zaman. Beliau pernah menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL), pada masa pendudukan Jepang, dan pasca Indonesia merdeka beliau berperan dalam menumpas pemberontakan PKI.
- Pada awal kemerdekaan, beliau menjadi tantara TKR untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Saat pertempuran Ambawara, beliau berhasil mengepung dan membuat tantara sekutu kesulitan menghadapi tantara republik.
- Terlibat dalam operasi militer penumpasan Gerakan Kahar Muzakar pemimpin DI/TII Sulawesi Selatan Bersama pasukan Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) tahun 1952. Dalam operasi militer ini, beliau diberikan tugas untuk menumpas pemberontakan Kahar Muzakar karena beliau dinilai pandai dalam memasangang strategi.
- Mengatasi masalah pemberontakan PRRI-Permesta yang ada di Sumatra dan Sulawesi.
Pada
tanggal 11 Juni 1962 Gatot Soebroto wafat pada usia 54 tahun akibat serangan
jantung. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Atas
jasa-jasa dan perjuangannya, ia dianugerahi gelar Tokoh Nasional/Pahlawan
Kemerdekaan Nasional. Gatot Soebroto adalah tentara asli indonesia. darma
baktinya kepada nusa dan bangsa ia tunjukkan dengan prestasi yang luar biasa.
Semua
pemberontakan di tanah air mulai dari PKI Madiun 1948, DI/TII, dan PRRI
Permesta berhasil ditumpas oleh beliau. Selama hidupnya sosok Gatot Soebroto
merupakan sosok yang dianggap gila karena ucapannya yang terkadang kasar namun
karena sikapnya tersebut ia sangat dekat dengan para bawahannya di militer.
Laksamana
Madya TNI Yos Sudarso
Laksamana
Madya TNI Yos Sudarso lahir di Salatiga, Jawa Tengah, pada 24 November 1925.
Laksamana Madya TNI Yos Sudarso bertugas di angkatan laut pada dua zaman. Ia
bertugas sejak masa Pendudukan Jepang dan masa kemerdekaan.
Peran
Laksamana Madya TNI Yos Sudarso,
Pada masa
awal kemerdekaan, beliau bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat Laut dan turut
ambil bagian dalam operasi militer untuk mengatasi berbagai aksi perlawanan di
daerah. Pasca pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda tahun 1949, beliau menjabat
sebagai komandan dan memimpin cukup banyak kapal milik republic, dari KRI Alu,
KRI Gajah Mada, KRI Rajawali, KRI Pattimura, hingga KRI Macan Tutul. Puncak
karirnya terjadi Ketika beliau menjabat sebagai Deputi Operasi Kepala Staf TNI
Angkatan Laut (KSAL) yang merupakan orang nomor dua di Angkatan Laut RI. Pada 2
Januari 1962, Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala Pembebasan irian
Barat yang berkedudukan di Makassar. Yos Sudarso menjabat sebagai Deputi
Operasi yang memikul tugas cukup berat yaitu mengadakan patrol di daerah
perbatasan, yakni di Laut Aru dengan membawa tiga kapal jenis MTB, yaitu KRI
Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau.
Laksamana
Madya TNI Yos Sudarso wafat dalam pertempuran di Laut Aru tanggal 15 Januari
1962. Ia meninggal ketika melaksanakan operasi rahasia untuk menyusupkan
sukarelawan ke Irian menggunakan KRI Macan Tutul.
Itu dia
beberapa tokoh yang berjuang mempertahankan kemerdekaan NKRI masa itu. Hebat
ya, mereka. Jangan lupa ucapkan terima kasih dan panjatkan doamu untuk mereka,
ya
Referensi:
https://www.ruangguru.com/blog/tokoh-tokoh-yang-berjuang-mempertahankan-kemerdekaan-nkri
Komentar
Posting Komentar